Gerakan
mahasiswa di hampir seluruh indonesia yang menentang keputusan pemerintah yang berencana
akan menaikan BBM awal april
2012,
akhirnya tidak berhasil menekan DPR untuk tidak mengubah pasal 7 ayat
(6) UU APBN
sehingga rencana kenaikan harga BBM hanya ditunda pelaksaannya. Saya
yakin bahwa perjuangan mahasiswa masih akan terus bergejolak. Peristiwa
Ini kembali mengingatkan
saya tentang perjuangan mahasiswa
meruntuhkan rezim Soeharto, ditengah era reformasi yang menggeliat. Presiden
seumur hidup itu berhasil ditumbangkan oleh sang orator ulung pada tahun1998,
siapa lagi kalau bukan mahasiswa. Berikut adalah sejarah pergerakan mahasiswa di Indonesia :
1908
Pemuda-pelajar-mahasiswa mendirikan organisasi modern yang
diberi nama Boedi Oetomo di Jakarta pada tanggal 20 mei 1908. Tujuan perkumpulan ini
adalah untuk Kemajuan yang selaras buat
negeri dan bangsa, terutama dengan memajukan pengajaran, pertanian, peternakan
dan dagang, teknik dan industri, serta kebudayaan.
Kehadiran
Boedi Oetomo pada masa itu merupakan suatu episode sejarah yang menandai
munculnya sebuah angkatan pembaharu dengan kaum terpelajar dan mahasiswa
sebagai aktor terdepannya, yang pertama dalam sejarah Indonesia.
1928
Pada pertengahan 1923, serombongan mahasiswa yang bergabung
dalam Indonesische Vereeninging (nantinya berubah menjadi Perhimpunan
Indonesia) kembali ke tanah air. Kecewa dengan perkembangan kekuatan-kekuatan
perjuangan di Indonesia, dan melihat situasi politik yang di hadapi, mereka
membentuk kelompok studi yang dikenal amat berpengaruh, karena keaktifannya
dalam diskursus kebangsaan saat itu. Pertama, adalah Kelompok Studi Indonesia (Indonesische Studie-club) yang dibentuk di Surabaya
pada tanggal 29 oktober 1924 oleh Soetomo.
Kedua, Kelompok Studi Umum direalisasikan oleh para nasionalis dan mahasiswa Sekolah Tinggi Teknik di
Bandung yang dimotori oleh Soekarno pada tanggal 11 Juli 1925.
Dari kebangkitan kaum terpelajar, mahasiswa, intelektual,
dan aktivis pemuda itulah, munculnya generasi baru pemuda Indonesia yang
memunculkan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
Sumpah Pemuda dicetuskan melalui Konggres Pemuda II yang berlangsung di Jakarta
pada 26-28 Oktober 1928, dimotori oleh PPPI.
1945
Secara umum kondisi pendidikan maupun kehidupan politik pada
zaman pemerintahan Jepang jauh lebih represif dibandingkan dengan kolonial
Belanda, antara lain dengan melakukan pelarangan terhadap segala kegiatan yang
berbau politik; dan hal ini ditindak lanjuti dengan membubarkan segala organisasi
pelajar dan mahasiswa, termasuk partai politik, serta insiden kecil di Sekolah
Tinggi Kedokteran Jakarta yang mengakibatkan mahasiswa dipecat dan
dipenjarakan.
Praktis, akibat kondisi yang vacuum tersebut, maka mahasiswa
kebanyakan akhirnya memilih untuk lebih mengarahkan kegiatan dengan berkumpul
dan berdiskusi, bersama para pemuda lainnya terutama di asrama-asrama. Tiga
asrama yang terkenal dalam sejarah, berperan besar dalam melahirkan sejumlah
tokoh, adalah Asrama Menteng Raya, Asrama Cikini, dan Asrama Kebon Sirih.
Tokoh-tokoh inilah yang nantinya menjadi cikal bakal generasi 1945, yang
menentukan kehidupan bangsa.
Salah
satu peran angkatan muda 1945 yang bersejarah, dalam
kasus gerakan kelompok bawah tanah yang antara lain dipimpin oleh
Chaerul Saleh dan Soekarni saat itu, yang terpaksa menculik dan mendesak
Soekarno dan Hatta agar
secepatnya memproklamirkan kemerdekaan, peristiwa ini dikenal kemudian
dengan Peristiwa Rengasdengklok.
1966
Pada tahun 1965 dan 1966, pemuda dan mahasiswa Indonesia banyak terlibat dalam
perjuangan yang ikut mendirikan Orde Baru. Gerakan ini dikenal dengan istilah
Angkatan '66, yang menjadi awal kebangkitan gerakan mahasiswa secara nasional,
sementara sebelumnya gerakan-gerakan mahasiswa masih bersifat kedaerahan.
Tokoh-tokoh mahasiswa saat itu adalah mereka yang kemudian berada pada lingkar
kekuasaan Orde Baru.
Gerakan ini berhasil membangun kepercayaan masyarakat untuk
mendukung mahasiswa menentang Komunis yang ditukangi oleh PKI (Partai Komunis
Indonesia). Setelah Orde Lama berakhir, aktivis Angkatan '66 pun
mendapat hadiah yaitu dengan banyak yang duduk di kursi DPR/MPR serta diangkat
dalam kabibet pemerintahan Orde Baru. pada masa ini ada salah satu tokoh yang
sangat idealis,yang sampai sekarang menjadi panutan bagi mahasiswa-mahasiswa
yang idealis setelah masanya,dia adalah seorang aktivis yang tidak peduli mau
dimusuhi atau didekati yang penting pandangan idealisnya tercurahkan untuk
bangsa ini,dia adealah soe hok gie.
1974
Realitas berbeda yang dihadapi antara gerakan mahasiswa 1966
dan 1974, adalah bahwa jika generasi 1966 memiliki hubungan yang erat dengan
kekuatan militer, untuk generasi 1974 yang dialami adalah konfrontasi dengan
militer.
Sebelum gerakan mahasiswa 1974 meledak, bahkan sebelum
menginjak awal 1970-an, sebenarnya para mahasiswa telah melancarkan berbagai
kritik dan koreksi terhadap praktek kekuasaan rezim Orde Baru, seperti:
Golput yang menentang
pelaksanaan pemilu
pertama pada masa Orde Baru pada 1972
karen Golkar dinilai curang.
Gerakan
menentang pembangunan TMII pada1972 yang menggusur banyak rakyat kecil yang tinggal di lokasi tersebut.
Diawali dengan reaksi terhadap kenaikan harga Bahan Bakar
Minyak (BBM), aksi protes lainnya yang paling mengemuka disuarakan mahasiswa
adalah tuntutan pemberantasan korupsi. Lahirlah, selanjutnya apa yang disebut gerakan
"Mahasiswa Menggugat" yang dimotori Arif Budiman yang program
utamanya adalah aksi pengecaman terhadap kenaikan BBM, dan korupsi.
1977-1978
Gerakan mahasiswa tahun 1977/1978 ini tidak hanya berporos
di Jakarta dan Bandung saja namun meluas secara nasional meliputi kampus-kampus
di kota Surabaya, Medan, Surabaya,
Ujungpandang (sekarang Makasar), dan Palembang. 28
Oktober 1977, delapan ribu anak muda menyemut di depan kampus ITB. Mereka
berikrar satu suara, "Turunkan Suharto!". Besoknya, semua yang
berteriak, raib ditelan terali besi. Kampus segera berstatus darurat perang.
Namun, sekejap kembali tentram.
1990
Gerakan yang menuntut kebebasan berpendapat dalam bentuk
kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik di dalam kampus pada 1987 - 1990sehingga akhirnya
demonstrasi bisa dilakukan mahasiswa di dalam kampus perguruan tinggi. Saat itu
demonstrasi di luar kampus termasuk menyampaikan aspirasi dengan longmarch
ke DPR/DPRD tetap terlarang.
1998
Gerakan 1998 menuntut reformasi
dan dihapuskannya "KKN" (korupsi, kolusi dan nepotisme) pada 1997-1998, lewat pendudukan gedung DPR-MPR oleh ribuan
mahasiswa, akhirnya memaksa Presiden Soeharto melepaskan jabatannya. Berbagai tindakan represif yang menewaskan aktivis
mahasiswa dilakukan pemerintah untuk meredam gerakan ini di antaranya: Peristiwa Cimanggis, Peristiwa Gejaya, Tragedi Trisakti, Tragedi Semanggi I dan II.
0 Comments